Jakarta –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai perang dagang dengan menaikkan tarif impor. Pemerintah pun mewaspadai dampak kebijakan tersebut.
Apalagi Indonesia selama ini surplus perdagangan dengan AS. Selain AS, Indonesia juga surplus perdagangan dengan India
“Jadi, kita harus berhati-hati. Jangan sampai kita kena bea masuk tambahan. Yang penting, sekarang begini, kalau trump itu inginnya ada industri ke sana. Kita harus diversifikasi produk, terutama produk-produk yang tidak diproduksi di sana. Karena kan kalau dia mau produksi juga perlu waktu,” ujar Budi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Budi mengatakan sudah berkoordinasi dengan para pengusaha mengantisipasi dampak kebijakan Donald Trump tersebut.
“Kita sudah ngomong-ngomong dengan pelaku usaha, bagaimana kita masuk diversifikasi produk. Kita harus pertahankan surplus kita,” tandasnya.
Sebagai informasi tambahan, Donald Trump, mulai memerintahkan kenaikan tarif 25% untuk impor produk-produk Kanada dan Meksiko serta China 10%. Ketetapan ini dinilai akan memicu perang dagang baru yang memperlambat laju pertumbuhan ekonomi global.
Dikutip dari Reuters, Trump menandatangani tiga perintah eksekutif terpisah mengenai tarif setelah bermain golf di Florida pada Sabtu (1/2/2025). Dalam perintah tersebut, ia berjanji untuk mempertahankan bea masuk hingga keadaan darurat nasional atas narkoba fentanil dan imigrasi ilegal ke AS berakhir.
(hns/hns)